28 Oktober 2012

Kelengkapan tepak sirih

Komponen yang melengkapi tepak sirih terdiri atas combol, bekas sirih, kacip,gobek,celepa,ketur,dan bujam epok. Tetapi pada saat ini, bujam epok sudah jarang dipakai sebagai peralatan pelengkap tepak sirih. Sedangkan combol diisi dengan pinang,gambir,Tembakau,cengkeh,dan kapur.

Combol
Combol merupakan komponen tepak sirih yang berjumlah empat atau lima buah, untuk menyimpan pinang, kapur,gambir,tembakau dan bunga cengkeh. Combol berbentuk bulat dan tertutup,pada bagian bawah datar agar dapat diletakkan dengan baik. Biasanya combol untuk kapur berbentuk silinder atau agak berbeda dengan yang lain. Combol dibuat dari bahan logam seperti tembaga,perak,atau berlapis emas.Agar lebih indah,pada bagian luar dan tutup combol dihias dengan ukiran berbagai corak seperti bunga petola,sirih emas,daun candik kacang,tampuk manggis,bunga melur,dan motif-motif lain sesuai dengan kreasi dan kemahiran tukang ukir. Pada saat ini, motif ukiran sudah berkembang mengikuti zaman dan cita rasa orang,sehingga banyak dijumpai combol dengan corak grafis serta objek tertentu dan corak-corak budaya yang lain.

Bekas sirih
Adakalanya sirih tidak dimasukkan menjadi satu kedalam tepak sirih, tetapi dimasukkan tersendiri dalam bekas sirih. Bekas sirih biasanya dibuat dari logam atau perak,walaupun ada juga yang terbuat dari gading gajah. Agar bekas sirih tampak cantik. Adakalanya disalutkan emas dan diukir dengan berbagai corak ukiran melayu seperti awan larat,bunga kundur,bunga ketang duri,bunga petola,pucuk rebung,ukiran tebuk,dan corak –corak lain.Untuk menambah keindaha, pada bagian badan dan disekeliling mulutnya dibuat berlekuk-lekuk. Bekas sirih berbentuk pipih,dengan bagian mulut(atas) agak lebar dan sedikit menguncup dibagian bawah.Ukuran bekas sirih pada umumnya sekitar 8 cm pada bagian mulut,6cm pada bagian bawah, dan tinggi 10cm.

Kacip
Kacip berupa alat yang berfungsi seperti pisau pemotong terdiri atas bilah tajam yang dapat bergerak bagian atas dan bagian tumpul yang kokoh pada bagian bawah. Kacip digunakan untuk memotong atau mengiris buah pinang, atau obat obat tradisional yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan.Kacip dibuat dari logam kera, namun ada juga yang dibuat dari tembaga atau perak sehingga tidak hanya berfungsi sebagai pemotong melainkan juga sebagai peralatan yang indah.Karcip dibuat dalam ukuran antara 10cm hingga 22 cm, walaupun ada juga yang berukuran lebih dari itu. Pada dasarnya bentuk kacip serupa,yaitu terdiri atas dua bilah mata yang bertaut dan mempunyai hulu atau tangkai pada kedua bilahnya.

Ragam hias pada bagian hulu dan badan kacip amat unik,ada kalanya menyerupai kepala binatang seperti kuda, kerbau,gajah,monyet,burung, ayam manusia,atau dewa-dewa.Terdapat juga kacip yang diukir dengan motif plora pada tangkai dan badannya dengan menggunakan salutan perak atau emas. Kacip juga dikenal sebagai kacip jantan dan kacip betina walaupun ada juga yang tidak jelas jenisnya dengan bentuk segi atau kebulat-bulatan.

Masyarakat melayu menamakan alat pemotong ini kacip, sementara di Bali masyarakat menamakan caket. Di negeri Deccani (India) Kanada (Kartanaka) alat ini disebut ( adakottu) sedangkan marathi (maharastra) dinamakan adekitta, walaupun banyak juga yang lebih mengenalnya dengan nama serota. Masyarakat Bengali menamakan alat ini yanti, sedangkan orang gujarat menyebutnya sudi atau sudo. Srilangka, kacip disebut Gire atau Giraya. Didalam tepak sirih, kacip disusun bersebelahan dengan daun sirih yang tersusun rapi. Kacip merupakan perkakas penting selain gobek untuk melengkapi keserasian sebuah tepak sirih. Kacip juga dijadikan sebagai perkakas penting dalam berbagai upacara adat resam melayu. Dalam adat “ melenggang perut “ kacip digunakan sebagai persyaratanyang harus ada. Ketika bayi baru lahir , kacip diletakkan dibagian atas kepala atau bawah bantal pada saat bayi tidur. Ada kepercayaan, bahwa kacip akan menjauhkan bayi dari segala macam gangguan makhluk halus.

Gobek
Gobek terbuat dari logam dan dan terdiri atas dua komponen. Komponen pertama berbentuk silinder yang berlubang dibagian tengahnya. Pada bagian ujung, silinder ini ditutup dengan sumbat kayu dengan ukuran yang sama besarnya dengan lubang silinder.komponen ini disebut dengan ibu gobek. Komponen yang satu lagi dinamakan anak gobek, memiliki ukuran yang lebih kecil, terdiri atas besi padu yang dibagian ujungnya berbentuk seperti mata kapak serta mempunyai hulu dibagian pangkalnya. Pada bagian ibu dan hulu anak gobek diukir dengan berbagai corak yang menarik, sesuai dengan budaya setempat. Alat ini berfungsi seperti antan dan lesung. Daun sirih yang telah dilengkapi dengan pinang, gambir,kapur, dan cengkeh dimasukkan kedalam gobek dan di tumbuk hingga lumat. Setelah lumat, tutup kayu di ujung silinder ddi dorong dengan anak gobek, sehingga bisa dikeluarkan dan siap dimakan. Gobek dipakai oleh para nenek yang sudah tidak mempunyai gigi dan tidak bisa lagi mengunyah sirih.

Ketur
Ketur adalah tempat berludah. Sirih yang dimakan dengan kapur, gambir,dan pinang akan menghasilkan ludah yang berwarna merah, pekat,dan kotor,sehingga orang yang makan sirih harus sering meludah.ketur berbentuk seperti labu sayung, dengan bagian mulut agak lebar berkeluk keluk atau bulat seperti pinggan makan, menggelembung dibagian tengah serta mempunyai kaki yang berbentuk setengah bola. Tetapi ada kalanya, bekas kaleng yang terbuat dari seng atau timah dipakai sebagai ketur. Ketur yang khusus dibuat untuk tempat berludah biasanya dibuat dari tembaga.Tinggi ketur antara 20 cm hingga 25 cm, cukup berat karena terbuat dari bahan logam tembaga.Bobot yang berat ini diperlukan, agar keturtidak mudah terguling, yang akan membuat isinya tumpah dan mengotori lantai. Ketur hanya digunakan jika orang makan sirih didalam rumah, tidak pada waktu bepergian.Setiap hari harus dibersihkan,agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

Ramuan (Bahan) Berkapur Sirih Sirih adalah tanaman yang tubuh dikawasan tropika Asia, Madagaskar, Timur Tengah, dan Hindia Barat.Sirih yang terdapat di semenanjung Malaysia terdiri atas empat jenis, yaitu sirih melayu,sirih Cina, sirih keling, dan sirih Udang. Dalam bahasa Indonesia, dikenal berbagai nama spesies sirih seperti sirih carang, Be,Bed, Siyeh, Sih, Camai, Kerekap, Serasa, Cabe,Jambi, Kengyek, dan Kerak.Dalam ilmu biologi, sirih dikenal dengan nama piper betle linn dalam keluarga piperaceae. Nama betle adalah dari bahasa portugis betle,l berasa dari kata vettila dalam bahasa malayalam dinegeri Malabar.

Dalam bahasa Hindi, sirih lebih dikenal dengan nama pan atau paan dan dalam bahasa sunskrit di sebut tambula. Bahasa Srilanka menyebut sirih dengan bulat, sedangkan Bahasa Thai disebut Plu.Sirih tumbuh menjalar dan memanjat pada batang pohon atau para-para. Bentukdaunnya bulat lonjong dengan ujung agak lancip. Daun sirih yang subur memililki ukuran lebar 8 cm- 12 cm, dan panjang 10 cm-15 cm. Sirih sesuai ditanam di cuaca tropis, ditanah yang gembur dan tidak terlalu lemba, serta cukup air.
Sirih Udang memiliki urat daun dan gagang berwarna merah. Sirih Cina mempunyai rasa yang lebih lembut dibanding sirih melayu.

Namun sirih melayu adalah jenis yang digemari oleh kalangan yang makan sirih, juga banyak dipakai dalam adat resam. Sirih melayu berdaun lebar dan warnanya hijau pekat. Jenis sirih yang lain, sirih keling, berukuran kecil dan warnanya hijau gelap, rasanya lebih pedas dan daunnya agak keras. Rasa pedas sirih disebabkan oleh sejenis minyak yang mengandung fenol dan bahan-bahan terpene. Zat-zat lain yang terkandung dalam daun sirih adalah kalsium nitrat,sedikit gula,dan tanin. Rasa enak daun sirih ditentukan oleh jenis daun sirih itu sendiri, umurnya, cahaya matahari,serta letak daun pada batang sirih. Daun sirih yang paling enak adalahyang terdapat pada bagian atas dahan dahan sisi, dan yang berukuran paling besar. Sirih hutan tidak boleh dimakan, juga rasanya tidak enak. Sirih hutan tumbuh di pohon yang terdapat dihutan hujan tropis.

Daun-daun sirih yang terdapat di bagian bawah dan berukuran kecil dipakai sebagai obat oleh dukun-dukun melayu. Sirih bertemu urat adalah jenis yang paling oleh bidan untuk perobatan tradisional. Pada sat ini, sirih masih menjadi bagian penting bagi masyarakat melayu, walaupun tidak banyak lagi memakannya.

Pinang
Pinang adalah tumbuhan tropis yang ditanam karena keindahannya, serta untuk mendapatkan buahnya. Tingginya bisa mencapai 10 meter, bentuknya runcing pada bagian pucuk. Garis tengah batangnya antara 15 cm hingga 20 cm. Buah pinang berwarna hijau pada waktu masih muda, dan apabila sudah masak akan berubah menjadi kuning serta merah. Nama ilmiah pinang adalah Areca Cathecu. Dalam bahasa Hindi buah ini disebut Supar, dan Pan supari untuk menyebut sirih pinang. Bahasa malayalam menamakannya adakka atasu adekka, sedang dalam bahasa srilanka dikenal sebagai puvak.

Masyarakat Thai menamakannya mak, dan orang Cina menyebutnya Pin lang.pohon pinang dibiakkan dengan cara menanam bijinya yang sudah cukup masak. Biasanya biji yang akan ditanam disemai dulu,baru kemudian ditanam dalam pot atau tas plastik. Jika masih kecil, pohon pinang cocok ditanam dalam pot, tetapi jika sudah besar sebaiknya ditanam ditanah bebas.

Buah pinang bisa dipakai sebagai obat. Pucuk Areca catechu dan pucuk-pucuk Areca borneensis serta areca trianda bisa dimakan. Pucuk Areca hutchinsoniana digunakan untuk menghilangkan jamur. Untuk mengobati luka luka, dapat digunakan ampas pinang yang sudah direbus. Alkaloid dalam pinang termasuk arekolin, arekaidin, arekain,guvacin,arekolidin,dan kolin. Arekolin yang toksid bersipat sebagai obat bius nikotin bagi system syaraf. Zat ini menyebabkan penyakit ayan yang berakhir dengan kelumpuhan. Akibat lebuh fatal adalah kematian , yang terjadi jika pernafasan terhenti.

Arekolin adalah pembasmi parasit dan cacing, serta bersifat seperti asetilkolin. Pinang mengandung lebih kurang 15% tanin merah dan 14% lemak. Buah pinang muda dikunyah dan airnya ditelan untuk mengobati darah dalam air kencing. Jus pinang muda digunakan untuk rabun.


Gambir
Gambir adalah tumbuhan yang terdapat di Asia Tenggara, termasuk dalam keluarga Rubiaceae. Daunnya berbentuk bujur telur atau lonjong, dan permukaannya licin. Bunga gambir berwarna kelabu. Gambir biasanya dimakan dengan sirih.gambir juga dimanfaatkan obat,antara lain untuk mencuci luka bakar dan kudis, mencegah penyakit diare dan disentri, serta sebagai pelembab dan menyembuhkan luka di kerongkongan .

Tembakau
Tembakau adalah tumbuhan herba semusim yang ditanam untuk diambil daunnya, digunakan untuk membuat rokok dan cerutu. Tumbuhan ini termasuk dalam keluarga Solanaceae.tembakau bisa tumbuh dalam iklim yang berbeda beda .pada masa awal pertumbuhan ,tembakau membutuhkan suhu yang panas dan lembab dengan banyak hujan. Akan tetapai menjelang dipetik, tembakau harus berada pada musim kering agar diperoleh daun daun yang baik. Daun daun tembakau yang bermutu tinggi hanya bisa dihasilkan dikawasan kawasan tertentu saja.

Jenis tembakau yang sama jika ditanam ditempat lain bisa menghasilkan mutu daun yang lebih rendah. Tanah liat yang padat dan subur akan menghasilkan daun daun tembakau yang berukuran lebar. Daun tembakau seperti ini cocok untuk dibuat cerutu dan tembakau pipa. Pada tanah yang berpori serta berhumus akan dihasilkan daun daun tembakau yang kecil serta lembut, yang cocok untuk tembakau rokok. Pohon tembakau yang subur bisa mencapai ketinggian 2 meter, dengan lebar daun 30 cm- 40 cm serta panjang 40 cm-50 cm .

Daun tembakau yang baik untuk rokok adalah yang bewarna kuning muda atau kuning keemasan, mempunyai bau wangi, rasanya yang sedap, serta mengeluarkan asap yang mengandung asam. Daun seperti ini banyak mengandung karbohidrat dan sedikit amida, nitrogen, banyak fosfat dan kalsium. Sedangkan daun tembakau yang baik untuk cerutu adalahyang berwarna kuning tua, mengeluarkan asap yang mengandung alkali, dan mempunyai urat urat yang halus .

Cengkih
Cengkih adalah sejenis rempah yang berasal dari Maluku, Indonesia. Cengkih juga banyak terdapat di Zanzibar, Madagaskar. Pohon cengkih dapat tumbuh setinggi 8-12 meter. Daunnya runcing dan bergagang pendek.bunga cengkih muncul pada setiap ujung ranting. Kuncup bunga cengkih dipetik sebelum sempat mengembang menjadi bunga. Nama ilmiah cengkih adalah Eugenia aromatika. Pohon cengkih membutuhkan iklim panas serta lembab dengan curah hujan sebanyak 150-250 mm pertahun, dan suhu 15- 38 C .

tanah yang paling cocok untukcengkih adadalh tanah gembur yang mengandung humus dan tanah laterit. Cara membiakkannya adalah dengan menanam biji benih.benih cengkih ditanam hingga umur 1,5-2 tahun diladang dengan jarak 5 meter. Cengkih bisa dipanen untuk pertama kali jika sudah berumur tujuh atau delapan tahun. Pohon cengkih akan terus berbunga hingga umur 60 tahun, adakalanya bahkan sampai 130 tahun.

Bunga cengkih mengeluarkan aroma yang khas, digunakan sebagai rempah dalam beberapa masakan, juga dimakan bersama daun sirih untuk menambah rasa manis dan enak. Minyak cengkih digunakan dalam pembuatan obat dan minyak wangi. Dibeberapa negara, cengkih dicampur dengan tembakau dalam rokok.

Kapur
Kapur berwarna putih, liat seperti krim yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang telah dibakar. Serbuk cangkang tersebut dicampur air agar mudah dioleskan diatas daun sirih. Selain kapur jenis ini, terdapat kapur yang tidak bisa dimakan, yaitu kapur yang digunakan dalam bangunan rumah. Kapur juga bisa diperoleh dengan membakar batu kapur ( Kalsium karbonat/ CaCO3). Apabila dibakar dengan suhu tertentu kapur akan mengeluarkan gas disebut karbondioksida (CO2) dan menjadi kalsium dioksida (CaO). Kalsium oksida ini jika dicampur dengan sedikit air akan mengembang serta menjadi serbuk kapur yang dikenal sebagai kalsiumhidroksida (Ca(OH)2).

Tepak Sirih, Perangkat Berkapur-sirih

Tepak sirih digunakan sebagai perangkat yang tidak boleh dilupakan dalam acara-upacara resmi adat. Oleh karena tepak sirih merupakan simbol yang memiliki arti penting, maka pemakaiannya tidak bileh sembarangan. Didalam tepak sirih terdapat combol (cembul) yang digunakan untuk menyimpan ramuan sirih pinang. Combol ini disusun mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Bagian dalam tepak sirih yang lengkap dibagi menjadi dua bagian. Di bagian atas ditempatkan empat combol dengan susunan tertentu, yaitu pinang, kapur, gambir,dan tembakau. Dibagian bawah disusun cengkih, sirih, dan kacip. Pada tepak sirih yang berbentuk bulat, combol disusun melingkar sesuai dengan urutannya. Masyarakat melayu menamakan tepak sirih yang berbentuk bujur sangkar sebagai puan, dan berbentuk empat persegi panjang disebut tepak. Ada kalanya, daun-daun sirih tidak dimasukan menjadi satu dalam tepak sirih, tetapi ditempatkan dalam suatu wadah yang di sebut bekas sirih. Pengaturan seperti ini memberikan tampilan yang lebih indah dan rancak.

Bagi masyarakat melayu, sirih disusun sedemikian rupa untuk menunjukan urutan-urutan keitika mengapur sirih, yang dahulu di dahulukan dan yang kemudian di kemudiankan. Daun-daun sirih yang disusun dalam tepak sirih harus dilipat bersisip antara satu dengan yang lainnya dan disatukan tangkainya, disusun sebanyak lima atau enam helai dalam satu baris.Satu tepak sirih selalu berisi empat atau lima susun sirih. Sirih harus disusun secara berlipat agar tidak terlihat ekornya.Ekor sirih yang terlihat dianggap kurang sopan dan tidak menghormati tamu. Tepak sirih yang sudah lengkap dihias dengan bunga dan diberi alas kain songket.Tepak sirih ini disebut Tepak sirih adat.

Makna / Falsafah Bahan Kapur Sirih

Sirih melambangkan sifat rendah hati, memberi,serta senantiasa memuliakan orang. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para,batang pohon sakat, atau batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup. Dau sirih yang lebat dan rimbun memberi keteduhan sekitarnya.
Kapur melambang hati yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah. Kapur diperoleh dari hasil pemrosesan cangkang kerang atau pembakaran batu kapur. Secara fisik, warnanya putih bersih, tetapi reaksi kimianya bisa menghancurkan.
Gambir memiliki rasa sedikit pahit, melambangkan kecekalan/ keteguhan hati. Makna diperoleh dari warna daun gambir kekuning kuningan serta memerlukan suatu pemrosesan tertentu untuk memperoleh sarinya, sebelum bisa dimakan bersama sirih. Dimaknai bahwa sebelum mencapai sesuatu, kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Pinang melambangkan keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur,serta memiliki derajat tinggi. Bersedia melakukan suatu pekerjaan dengan hati terbuka dan bersungguh sungguh. Makna ini ditarik dari sifat pohon pinang yang tinggi lurus keatas serta mempunyai buah yang lebat dalam setandan. 
Tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Ini karena daun tembakau memiliki rasa yang pahit dan memabukkan bila diiris halus sebagai tembakau,dan tahan lama disimpan.

ASAL USUL MAKAN SIRIH

Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 3000 tahun yang lampau atau dizaman Neolitik, hingga saat ini. Budaya makan sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai golongan, meliputi masyarakat bawah, pembesar negara, serta kalangan istana. Tradisi makan sirih tidak diketahui secara pasti dari mana berasal. Dari cerita-cerita sastra, dikatakan tradisi ini berasal dari India. Tetapi jika ditelusur berdasarkan bukti linguistik, kemungkinan besar tradisi makan sirih berasal dari Indonesia. Pelaut terkenal Marco Polo menulis dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang India suka mengunyah sekumpal tembakau. Sementara itu Penjelajah terdahulu seperti Ibni Batutah dan Vasco de Gama menyatakan bahwa masyarakat Timur memiliki kebiasaan memakan sirih.

Di masyarakat India, sirih pada mulanya bukan untuk dimakan, tetapi sebagai persembahan kepada para dewa sewaktu sembahyang di kuil-kuil. Beberapa helai daun sirih dihidangkan bersama dengan kelapa yang telah dibelah dua dan dua buah pesang emas.

Pada saat ini sirih sangat di kenal di kalangan masyarakat Melayu. Selain dimakan oleh rakyat kebanyakan, sirih juga dikenal sebagai simbol budaya dan menjadi yang tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu. Sirih dipakai dalam upacara menyambut tamu,upaca merisik dan meminang, upaca pernikahan tradisional, dan berbagai upacara adat yang lain. Dalam upacara pernikahan, sirih di rangkai dalam bentuk sirih junjung yang cantik, dan bersama dengan sirih penyeri dipakai sebagai barang hantaran kepada pengantin perempuan. Di dalam upacara resmi kebesaran istana, sirih junjung dipakai sebagai sebagai hiasan yang menyemarakan suasana. Sirih junjung juga dibawa sebagai kepala suatu arak-arakan adat.

Bakti Muda

Ratusan tahun hanya terdiam
Terpuluk dalam penindasan
Tak seorang pun mampu ungkapkan
Tertunduk diam dalam kebisuan

Kita tak boleh begini, kawan
Tak boleh seperti ini
Lakukan sesuatu, kawan
Sesuatu untuk negeri ini

Tua tak lagi dapat bergerak
Muda susun barisan
Tua tak lagi mampu bertahan
Muda teruskan

Dihadapanmu rakyatmu
Dibawah kakimu tanahmu
Dalam genggamanmu harapanmu
Dalam rangkulanmu cita-citamu

Buang egomu
Buat janjimu
Tulis janjimu
Ikrarkan janjimu

"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH AIR INDONESIA"

"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA"

"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA"

Inilah bakti kami
Inilah janji kami
Inilah ikrar kami
SUMPAH PEMUDA

Pondok Kehidupan, 28 Oktober 2012

17 Oktober 2012

Dimana aku kini, kemana aku nanti?

Kini ku di persimpangan
Terhenti untuk sejenak berfikir
Keputusan tak semudah bicara
Lidahmu seirama hatimu

Penjalananku masih sangat panjang
Apa yang kan kutemukan nanti
Pada siapa aku bertemu
Mampukah kumenghadapinya

Ah....kenapa kupikirkan itu
Semua hanya imajiku
Semua hanya karna ketakutanku
Sadarku bukanlah pengidap phobia

Bangunlah !!
Siapkan mental pendirianmu
Kau bukan orang bodoh
Kau bukan seorang penakut

Kau bisa hadapi semua itu
Kau lebih siap dari mereka
Biarkan mereka menganggapmu apa
Teguhlah pada hati dan lidahmu

Saat kau temukan akhir perjalananmu nanti
Yakinlah, mereka akan tunduk kepadamu

Pondok Kehidupan, 14 Oktober 2012

::Se-SETIA Enggang::

Burung Enggang atau Rangkong adalah burung yang setia, Ia hanya mempunyai satu kekasih selama hidupnya. Tidak ada kata selingkuh dalam hidupnya ataupun poligami. Cintanya hanya untuk istrinya, sayangnya tidak akan dibagi dua.

Burung Enggang ni mempunyai satu kelebihan. Cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri. Pada awal masa bertelur burung jantan membuat luba
ng yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina. Hanya terdapat satu bukaan kecil yang cukup untuk burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung dan burung enggang betina. kemudian burung jantan dengan setia memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda. Apabila anak burung dan burung betina tidak lagi muat dalam sarang, burung betina akan memecahkan sarang untuk keluar dan membangun lagi dinding tersebut, dan kedua burung dewasa akan mencari makanan bagi anak-anak burung. Dalam sebagian spesies, anak-anak burung itu sendiri membangun kembali dinding yang pecah itu tanpa bantuan burung dewasa.

Coba kita bayangkan seandainya ketika burung betina mengerami telurnya, burung jantan mati tertembak oleh pemburu. Apa yang akan terjadi pada burung betina? Burung betina akan menunggu burung jantan sampai burung betina mati kelaparan. Betapa tragisnya kehidupan sijanda Enggang yang ditinggal oleh kekasihnya.

Terkadang kita harus berguru kepada hewan, pada makhluk tuhan yang katanya tak berakal. Sangat banyak kasus perceraian, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi. Hal tersebut adalah suatu fakta yang membuktikan bahwa kita tidak jauh lebih baik dari burung Enggang. Yah.. burung Enggang memang bisa menjadi salah satu referensi untuk belajar menjadi pasangan yang setia.
Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 14 Oktober 2012

::Belajar dari KUPU-KUPU::

Kupu-kupu tidak langsung memiliki sayap dengan corak indah dan warna yang beraneka merah, hitam, kuning, dan sebagainya. Kupu-kupu juga tidak langsung menjadi binatang yang menawan dan menjadikan bunga yang dihinggapinya terlihat lebih indah. Tahukah anda bahwa seekor kupu-kupu mengawali perjalanannya dari seekor ulat, yang tidak semua orang menyukainya. Kemudian dari seekor ulat itu, kupu-kupu berubah menjadi sebuah kepompong yang tak jarang pula orang yang menghiraukannya dan itu untuk waktu yang tidak sebentar. Tentunya kita tahu seperti apa bentuk kepompong? dan pastinya kita semua sudah tahu bahwa tidak ada kempompong yang cantik dan indah bukan?

Begitulah perjalanan singkat seekor kupu-kupu yang pada akhirnya kemudian sampailah ia pada kesuksesannya menjadi seekor kupu-kupu yang menawan dengan sayap beraneka warna yang penuh dengan keindahan. Jika kita mau cermati, sungguh sangat menakjubkan perjuangan seekor kupu-kupu dalam mencapai kesuksesannya. Selama dalam perjalanan panjangnya ternyata tidak pernah kupu-kupu protes dan menangis, mengeluh bahkan putus asa. Kupu-kupu tidak pernah merasa sedih karena lantaran diciptakan dari seekor ulat dan kepompong. Ia tidak pernah merasa kecewa dan kesal, tidak pernah juga ia merasa sial dengan jalan yang berikan Tuhan, meskipun tak banyak yang memperdulikan karena perjalanannya yang berawal dari seekor ulat dan kepompong. Kupu-kupu terima jalan yang Tuhan berikan karena kupu-kupu yakin bahwa di penghujung perjalanan yang tidak mengenakkan tadi akan ada kesuksesan, keindahan, dan kebahagian. Begitulah kehidupan.

Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 09 Oktober 2012

::Belajar dari Burung Hantu::

Seekor burung hantu yang bijaksana hinggap di sebatang dahan.Ketika semakin banyak ia melihat, maka semakin sedikit ia berbicara. Semakin sedikit ia berbicara, semakin banyak ia mendengar. Mengapa kita tidak seperti burung hantu yang bijaksana itu?,. Karakter burung hantu salah satunya adalah ia bijaksana, ia jarang berkicau, hanya kebanyakan diam dan melihat.
Belaja
rlah sifat dari burung hantu, sedikit untuk berbicara dan banyak mendengar. Selain itu ia juga di kenal setia karena hanya sekali kawin, luar biasa ya seekor burung hantu yang bisa dikatakan namanya seram namun di balik itu semua ia memiliki sifat yang begitu banyak positif.
Karakter yang lain adalah penyendiri, meski kadang ada juga yang suka berkelompok. Namun kebanyakan burung hantu ini suka menyendiri. Burung hantu juga hanya suka berdiam seperti patung tidak banyak tingkah, berbeda dengan burung yang lain yang suka memamerkan dirinya, inilah burung yang rendah hati si burung hantu.
Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 07 Oktober 2012

::Belajarlah dari Sandal::

Sandal tidak akan meminta imbalan atas jasa pemakaiannya. Ia tidak kecewa jika sang pemilik sandal melangkahkannya ke dalam kubangan lumpur yang penuh dengan kotoran. Tapi kita kadang melupakan sesuatu yang kecil karena sesuatu yang kecil tidak akan pernah berpengaruh untuk kita.
Saat kaki kita melangkah dan tak sengaja menginjak kotoran anjing maka sandal akan melindun
gi kita dari kotoran anjing. Pada saat kita berjalan didaerah yang banyak terdapat paku maka kita akan terlindungi dari cedera yang akan ditimbulkan oleh paku. Pada saat kita menginjak aspal pada saat terik matahari maka kaki kita akan terhindar dari panas yang membara yang disebabkan oleh panasnya aspal. pada saat kita berjalan di jalan yang basah walaupun sedikit tapi kaki kita terlindungi dari kotoran lumpur dan sebagainnya. Mungkin juga pada saat kita berjalan dijalan sehari-hari banyak kuman yang tertangkis oleh sandal yang kita pakai.
Itulah sekelumit tugas dari barang yang mungkin kita anggap sepele, Kita menginjak-injak hingga lambat laun sandal yang kita pakai menjadi tipis. Tanpa sadari kita terbantu karena sandal. Sekilas sandal yang kita pakai tidak ada harganya tetapi begitu penting sekali buat kita.


Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 07 Oktober 2012

::Belajar dari Filosofi Lilin::

Selama ini sebagian besar orang memahami lilin sebagai simbol filosofi hidup yang sia-sia. Hanya bisa menerangi sementara dirinya sendiri hancur. Lalu muncul statement jangan hidup seperti lilin. Aku mungkin salah satu dari sebagian kecil orang yang mencoba memahami filosofi lilin dengan perspektif yang berbeda. Lilin, ketika dirinya sendiri meleleh habis terbakar.
Setelah memancarkan cahaya menerangi kegelapan, sesungguhnya apa yang terjadi bukanlah suatu kehancuran. Melelehnya lilin itu pada hakikatnya adalah simbolisasi penyatuan jatidiri dengan pancaran cahaya yang keluar dari api yang membakar dirinya sendiri, itulah yang disebut sebagai puncak dari suatu hikmat pengorbanan yang tulus tanpa pamrih. Hanya mereka yang mau berkorban dengan tulus tanpa pamrih seperti lilin yang akan berhasil mencapai puncak kesadaran kosmik (pencerahan), suatu konsepsi kesadaran yang dibutuhkan sebagai tiket menuju puncak kebahagiaan yang dicita-citakan oleh semua ummat manusia dan bangsa-bangsa di dunia. Manusia dalam kondisi kesadaran seperti inilah yang tercerahkan dan mampu mencerahkan kehidupan. Menjadi pemimpin yang adil, pejabat yang taat hukum dan tidak korupsi, ayah yang bijak, ibu yang penuh cinta dan kasih, anak yang sholeh dan hormat pada orang tua, murid yang santun, dan seterusnya. Belajarlah hidup seperti lilin, menerangi kegelapan dan berkorban dengan tulus tanpa pamrih.


Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 07 Oktober 2012

18 September 2012

Biru kujunjung, Biru kuarung

Tepat 30 hari rehatku di kampung halaman
Tiba saatnya ku harus kembali ke pondok kehidupanku
Pondok yang memberiku inspirasi
Pondok yang mengajariku arti kehidupan

Mentari itu begitu menyangat
Ku harus menunggu waktunya
Masuki geladak berbaris dengan yang lain
Mencari tempat yang tepat

Kunaiki anjungan tertinggi
Tatapku tajam syarat akan rindu kotaku
Sirine pertanda kapal segera berlayar
Perlahan menjauh lalu menghilang meninggalkan kotaku


Tak banyak yang dapat kulihat
Hanya biru, biru, dan biru
Biru kujunjung, biru kuarung
Begitu yang tejadi selama 2 hari

Hingga pada saatnya kami temukan daratan
Bergegas mempersiapkan diri
Menuruni anjungan, keluar dari geladak
Menghirup nafas panjang

Selamat datang kembali di Semarang

Pondok Kehidupan, 09 September 2012

6 September 2012

Rehat

Saatnya pejamkan mata
Dan larut dalam keheningan
Kedamaian hati kala menyambut fajar pagi
Resapi hadirmu yang menginjak satu sisi hatiku

Pondok Kehidupan, 06 September 2012

Pagi

Indah langitMu
Binarkan inderaku
Sejukkan hatiku
Damaikan jiwaku
Syahdu kumeresapimu

Pondok Kehidupan, 04 Agustus 2012

Nelangsa

Walaupun berujung pahit
Kenangan itu slalu teringat
Telah kuhapus semuanya
Namun, ia kerap kembali


Pondok Kehidupan, 25 Juni 2012

4 September 2012

61 Hari

61 hari sudah, aku tak melihatnya
61 hari sudah, aku tak menyentuhnya
61 hari sudah, aku tak menghiraukannya
61 hari sudah, aku melupakannya

Bukan karena ku buta
Bukan karena ku hilang rasa
Bukan karena ku tak perduli
Bukan karena ku melupakanmu

Hanyalah segelintir kesibukan yang mengkhilafkan

Pondok Kehidupan, 04 September 2012

29 Juni 2012

Selamat Jalan WAHYUDI


Bagai petir menggelegar
Tanpa mendung berkelabu
Seketika menetes air mata
Tiada henti tak terbendung

Tubuh yang tak pernah lelah
Senyum selalu terurai
Tawa selalu tertumpah
Nyaris tak ada duka

Lama tak bersua
Tiada kabar berita

Namun tiba-tiba
Pada sore hari ini
Yang tak pernah kuduga
Berita kehilangannya

Sungguh sangat pilu
Menggores luka
Kenangan indah
Tak pernah terlupa

Kau tak hanya sahabatku
Kaulah saudaraku
Saudara yang paling kusayang
Kau yang paling kurindu

Kini tak lagi senyummu
Kini tak lagi tawamu
Kini tak lagi dirimu
Disini.... diantara kami

Selamat jalan kawan
Senandungku bersama ahli surga
Ikhlas kulantuntan
Mengiringi jasadmu menghadap-Nya

Selamat jalan WAHYUDI
Innalillahi Wa Innailaihi Raji'unn

Pondok Kehidupan, 29 Juni 2012

28 Juni 2012

Dalam Lelahku

Ragaku ini sebenarnya telah lelah
Inderaku ini sebenarnya tidak mampu

Mengapa Jiwa ini enggan melayang ??
Akankah kembali kulewati malam ini tanpa hasil ??

Ingin rasanya kugoreskan dalam lembaran
Ah, otakku tak memberikan inspirasi
 
Menerawang samar-samar terlintas
Tak jua kunjung memberi rupa
 

Kaukah yang disitu ??
Diakah yang disana ??
 

Ah, sebaiknya ku acuhkan saja
Kelak samar itu pun kan menampakkan rupa
 

 Pondok Kehidupan, 28 Juni 2012

26 Juni 2012

Masih, Akankah .......... ?

Masih kau ingat hari itu ?
Masih kau lihat senyum itu ?
Masih kau dengar tawa itu ?
Masih kau rintih pilu itu ?
Masih kau cium aromanya ?
Masih kau hirup udaranya ?

Masihkah ??

Hari itu begitu cerah
Senyum itu begitu manis
Tawa itu begitu ceria
Rintih pilu itu begitu luka
Aroma itu begitu wangi
Udara itu begitu segar

Ingatkah ??

Rindu kau memori itu ?
Rindu kau kenangan itu ?
Rindu kau masa itu ?
Rindu kau dekapan itu ?
Rindu kau raga itu ?
Rndu kau sentuhan itu ?

Rindukah ??

Memori itu begitu melekat
Kenangan itu selalu teringat
Masa itu selalu di nanti
Dekapan itu begitu hangat
Raga itu begitu tegap
Sentuhan itu begitu lambut

Tahukah ??

Akankah kita kembali ?
Akankah kita kemari ?
Akankah kita lewati ?
Akankah kita tempuh lagi ?
Akankah kita bersama lagi ?
Akankah kita berimaji lagi ?

Akankah ??

Jika kau pilu
Jika kau rindu
Jika kau ingin
Jika kau akan
Jika kau setuju
Jika kau mampu

Akupun begitu

Pondok Kehidupan, 26 Juni 2012

Tentang Alamku

Di balik bukit mentari mengintip
Pancarkan kehangatannya
Burung-burung bernyanyi merdu
Ceria menyambut pagi indah

Senandung merdu suara alam
Selaras menghias hariku
Sungguh sangat menyenangkan
Membingkai memori bersamamu

Indah alamku
Biru langitmu
Hijau subur hutanku
Jernih mengalir sungaimu

Mari kawan kita berkumpul
Hirup kesegarannya
Cium wangi aromanya
Jamahlah dengan lembut

Alamku memang tak seindah negeri di surga
Namun senantiasa memberikan kedamaian
Sehangat dekapan sang bunda
Mimpi-mimpi tercapaikan

Indah alamku
Biru langitmu
Hijau subur hutanku
Jernih mengalir sungaimu

Beribu keinginan
Berjuta pengharapan
Miliaran impian
Sampaikan padanya, kawan

Ia memberimu kunci rahasia
Misteri terkuak dibalik keindahannya
Fatwa bagi seluruh anak manusia
Dengarkan petuahnya

Indah alamku
Biru langitmu
Hijau subur hutanku
Jernih mengalir sungaimu

Pondok Kehidupan, 26 Juni 2012

23 Juni 2012

Mandor Berdarah


(Mengenang Tragedi Mandor Berdarah, 28 Juni 1943)

1942, mereka datang berbondong-bondong
Berbekal kekecewaan akan kekalahan
Balaskan dendam pada rakyat tak berdosa
Penguasa merajalela, pribumi menderita 

Alam berubah suasana
Mencekam dalam kegelapan
Bertanya apa yang akan terjadi
Tak satupun dapat menjawab

Kemarahan membabi buta
Tak pandang siapa
Terhunus, terinjak
Lemah tak berdaya

Rakyat jelata,
Cendikiawan,
Pemimpin umat manusia
Rata terserak di belantara

Relief narasumber nan bisu
Kompleks pemakaman tak bersuara
Seolah tak ingin lagi mengingat masa itu
Begitu perih dan teramat pilu

21.037 jiwa melayang sia-sia
Satu generasi nyaris hilang
Pertaruhkan apapun
Demi kesejahteraan anak cucu

Warisannya telah kita nikmati
Namun tak satupun yang kita berikan untuk mereka
Tetes keringat, air mata, dan darah
Akankah semua ini hanya menjadi dongeng semata ?

Pondok Kehidupan, 23 Juni 2012

22 Juni 2012

Candu Cintaku


Awal pertemuan tak disengaja
Hanyut dalam suasana
Semarak kemeraiahan
Kenangan indah tak terlupakan

Terpana memandang rupawan nan elok
Terdiam tak bersuara
Gugusan kata-kata tak dapat terucap
Gugup gemetar seluruh tubuh

Sentuhan lembut merasuk jiwa
Belaian mersa tiada tara
Rasa itu menjadi candu
Liuk tubuh jelmaan hati

Hasrat terkuak
Jemari memohon doa restu
Lingkaran emas bertahtakan intan
Wujud keabadian dalam ikatan

Pondok Kehidupan, 22 Juni 2012

24 Mei 2012

Sukhoi Super Jet 100


Canggih
Hebat
Begitu yang dikatakan

Murah
Mewah
Begitu pula yang dikatakan

Megah
Indah
Begitu yang kubayangkan

(namun tiba-tiba … )

Hilang kontak,
Tak terdeteksi
Begitu kata mereka

Kupandangi layar kaca
Media bercerita
Duka seluruh keluarga

45 korban jiwa
Tak bersisa
Hanyalah puing-puing berserakan

Sukhoi Super Jet 100

Suatu impian dan kebanggaan
Berubah menjadi tangisan dalam kenangan
Ujian dari Sang Maha Kuasa

Bersabar dan ikhlas
Bertabur doa diatas pusara

Pondok Kehidupan, 24 Mei 2012

16 Mei 2012

Pejuang Tanah Maluku

PATIMURA putera Maluku
sempat tersenyum melihat anak negeri mengingat dan mengenangnya
tak bertahan lama
kesedihan menghampiri, membuat pilu hati Pahlawanku
tak semestinya kita membuat kekacauan itu


Pondok Kehidupan, 16 Mei 2012

10 Mei 2012

CINTA

(CINTA bukan mimpi, tapi harapan. Bukan yang didapat, tapi mencari apa yang diberikan.
Bukan apa yang dilihat, tapi apa yang dirasakan oleh hati. Yang jauh terasa dekat. Meski jauh, terasa ada) 
CINTA bukanlah lembaran puisi, tapi sebuah kata hati yang penuh dengan arti:
ketulusan...
keikhlasan...
pengertian...
kesabaran...
...dan bisa menerima apa adanya
Meski tak seindah yang kita inginkan, kita rasakan.
Cantik atau jelek bukanlah menjadi alasan

Prolog Oleh: Piar Putra


CINTA itu...
seperti angin
tak dapat dilihat
namun kerap dirasakan

CINTA itu...
seperti musim hujan dan musim semi
terlihat cerah
namun terkadang teramat mendung

CINTA itu...
seperti fajar
yang menghangatkan
dan memberi semangat

CINTA itu...
seperti rembulan
kerap menerangi
walau hanya seberkas

CINTA itu...
Ikhlas
Tawakal


Anugerah



Pondok Kehidupan, 10 Mei 2012

9 Mei 2012

Awal Bulan 5

Sekian lama tak berjumpa
Rindu tertanam dalam hasrat
Imaji menari dalam mimpi
Tak kunjung berwujud nyata

"Awal bulan 5"
Kalimat itu terlontar

Lantang penuh keyakinan
Gembira terasa, hati berbunga mekar nan indah

Tak berapa lama setelahnya
Tagihan menghampiri
Kecewa menjadi dilema
Janji itu bersanding dengan kata "maaf"

Hendak marah, namun apakan daya
Nasib jarak harus terpisah sementara

Antara rantau dan tanah lahir
Terlihat samar dipelupuk mata

Maafkan aku atas janji yang sempat terucap
Bukan niatku tuk mengingkari
Amanah tugas mulia
Harus kutunaikan demi menggapai cita-cita

Pondok Kehidupan, 08 Mei 2012

12 April 2012

Redup kembali Bersinar

Sinar itu perlahan meredup
Langit berubah pekat
Sepanjang jalan aku mengigil
Kebasahan dalam guyuran air hujan


Tak berapa lama waktu berselang
Guyuran itu telah mereda
Dingin tetap menyelimuti


Bulan kembali mengintip dari persembunyian
Menerangi malam sepi tak bertuan


Pondok Kehidupan, 11 April 2012

Sebelah Barat Negaraku




Bumiku mengamuk

Meluapkan seluruh amarah

Jerit memekik ditelinga

Tangis bercampur emosi
Gusar mencari tempat berlindung
Terjebak diantara dua bencana
Gempa dan Tsunami

Pondok Kehidupan, 11 April 2012

10 April 2012

Antara Solo dan Jakarta

Pagi-pagi sekali aku terbangun
Segera aku bergegas mandi
Dihadapan cermin berbenah diri
Bersolek bak puteri berparas jelita

Kupacu laju kendaraanku
Menuju suatu bandara kecil di kota Solo
Turut mengantre dihadapan loket sebuah maskapai
Duduk menunggu jadwal keberangkatan

Tepat pukul 07:00 pagi
Burung besi ini terbang dengan gagah
Sangat tinggi dan berani
Menembus angkasa

Dengan sabar kutempuh perjalanan
Menempati sebuah pojok di samping jendela
Tak banyak yang dapat kulakukan
Termenung sendiri diantara ratusan penumpang

Kuhibur diri melalui indera
Menatap kagum pada dunia
Pemandangan alam yang sangat indah
Sungguh megah dan mempesona

Miniatur alam beserta isinya
Ciptaan sempurna dari Pemilik Semesta
Anugerah bagi anak manusia
Nafas dan kehidupan seluruh makhluk

Dataran tinggi yang menghijau
Dataran rendah yang subur
Garis lintas bak dilalui ribuan semut
Liukan-liukan indah mengalir membasahi

Dari atas, gumpalan awan mengiringi
Terik mentari silaukan mata
Tepat dibawah sana hamparan laut membiru
Gugusan perahu mengambang dipermukaan

Tak terasa waktu cepat berlalu
Daratan yang dinanti perlahan mendekati
Tibalah aku pada suatu kota
Jakarta

Pondok Kehidupan, 07 April 2012

7 April 2012

Malam Sepi

Langit itu tampak mendungNamun bulan tetap serikan sinarnyaBintang-bintang pun tak ingin kalahBerkilau bak intan permata

Di depan teras tak begitu asriKu temangu duduk sendiriKetenangan malam yang kunikmatiHanya alunan jangkrik yang menemani

Pondok Kehidupan, 07 April 2012

Nyanyian Jalanan

Terik mentari tak menghalangi
Debu berterbangan, berserakan
Sandang sederhana baluti raga
Semangat berkobar dalam jiwa

Syair indah sang pujangga
Terlantun merdu memanjakan indera
Imaji terhanyut dalam suasana
Terhipnotis mengikuti nada dan irama

Deru mesin-mesin yang membising
Menantang teriakan semakin lantang
Berkicau di tengah keramaian
Keping demi keping terkumpulkan

Menantang kerasnya kehidupan
Kreatif dalam kebersamaan
Bakat bertukar dengan uang
Sekedar untuk makan hari ini

Kami memang orang kecil
Miskin akan harta
Sedikit berpendidikan
Namun kami punya rasa kemanusiaan

Ramah dengan siapa saja
Bahu membahu dengan sesama
Rukun dalam bertetangga
Tak ingin saling mendahului apalagi mencuri

Aku heran…
Orang kaya, punya banyak harta
Sarat akan pendidikan
Mencuri, merampas yang bukan haknya

Namun tetap tenang dan selalu tersenyum
Gembira dalam gelimang kenikmatan
Bersenang-senang diatas penderitaan
Sadarlah kau wahai sang koruptor

Receh yang kau anggap remeh
Bagi kami ialah emas permata
Dasi yang kau bilang kehormatan
Bagi kami itu kemunafikan

Tampaknya kau harus belajar
Belajarlah dari sebagian kami
Belajar hidup bersama dan berbagi
Agar dapat saling perbaiki sikap dalam diri

Pondok Keidupan, 05 April 2012

3 April 2012

Mama

Perjalanan panjang bertaruh nyawa 
Demi hidup baru dan harapan masa depan

Bibit pemberi warna, tumbuh berkembang perlahan
Penerus mimpi dan cita-cita
Pengganti diri saat senja menghampiri

Senyumku kebahagiaanmu, tawaku keceriaanmu
Tangisku gelisahmu, sakitku deritamu

Kau tak terganti, tak kan pernah terlupa
Harapmu kujadikan nyata

Mama ...
Kau idolaku, figur sejatiku

Mama ...
Dengan apa kubalas ikhlasmu
Tulus kasih sayangmu abadi  di sanubari 

Maaf ku tak mendengar nasehatmu 
Tak indahkan inginmu 
Menentangmu, sakitimu 

Mama ... 
Tiada kata yang dapat terucap 
Kejujuran hati berkata 
"Aku sayang Mama"  

Pondok Kehidupan, 03 April 2012

1 April 2012

Teriakan Negeriku



(Demontrasi dan orasi yang berakhir dengan pengrusakan)

Orde baru telah berlalu
Reformasi kokoh berdiri
Keadilan ditegakkan
Tuntaskan kecurangan

Hak asasi dijunjung tinggi
Bebas pendapat menjadi mufakat
Pro dan kontra bertarung
Keputusan akhir menjadi petaka

Nada keras sarat penolakan
Pemimpin terdiam
Terpojok disuatu sudut pandang
Memandang heran dengan penuh tanda tanya

Haruskah mengikuti nyanyian mereka
Haruskah mendikte gerak bibir yang berucap
Bagaimana dengan Bangsa ini
Mampukah ia bertahan dengan senyum ketenangan

Negara dalam dilema
Sekarat di ujung tanduk
Tiada tunggul penopang
Kerap bertabrakan dengan sang angin

Pondok Kehidupan, 01 April 2012