28 Oktober 2012
Tepak Sirih, Perangkat Berkapur-sirih
Tepak sirih digunakan sebagai perangkat yang tidak boleh dilupakan
dalam acara-upacara resmi adat. Oleh karena tepak sirih merupakan simbol
yang memiliki arti penting, maka pemakaiannya tidak bileh sembarangan.
Didalam tepak sirih terdapat combol (cembul) yang digunakan untuk
menyimpan ramuan sirih pinang. Combol ini disusun mengikuti aturan yang
telah ditetapkan.
Bagian dalam tepak sirih yang lengkap
dibagi menjadi dua bagian. Di bagian atas ditempatkan empat combol
dengan susunan tertentu, yaitu pinang, kapur, gambir,dan tembakau.
Dibagian bawah disusun cengkih, sirih, dan kacip. Pada tepak sirih yang
berbentuk bulat, combol disusun melingkar sesuai dengan urutannya.
Masyarakat melayu menamakan tepak sirih yang berbentuk bujur sangkar
sebagai puan, dan berbentuk empat persegi panjang disebut tepak. Ada
kalanya, daun-daun sirih tidak dimasukan menjadi satu dalam tepak sirih,
tetapi ditempatkan dalam suatu wadah yang di sebut bekas sirih.
Pengaturan seperti ini memberikan tampilan yang lebih indah dan rancak.
Bagi masyarakat melayu, sirih disusun sedemikian rupa untuk menunjukan
urutan-urutan keitika mengapur sirih, yang dahulu di dahulukan dan yang
kemudian di kemudiankan. Daun-daun sirih yang disusun dalam tepak sirih
harus dilipat bersisip antara satu dengan yang lainnya dan disatukan
tangkainya, disusun sebanyak lima atau enam helai dalam satu baris.Satu
tepak sirih selalu berisi empat atau lima susun sirih. Sirih harus
disusun secara berlipat agar tidak terlihat ekornya.Ekor sirih yang
terlihat dianggap kurang sopan dan tidak menghormati tamu. Tepak sirih
yang sudah lengkap dihias dengan bunga dan diberi alas kain
songket.Tepak sirih ini disebut Tepak sirih adat.
Makna / Falsafah Bahan Kapur Sirih
Sirih melambangkan sifat rendah hati, memberi,serta senantiasa memuliakan orang. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para,batang pohon sakat, atau batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup. Dau sirih yang lebat dan rimbun memberi keteduhan sekitarnya.
Kapur melambang hati yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah. Kapur diperoleh dari hasil pemrosesan cangkang kerang atau pembakaran batu kapur. Secara fisik, warnanya putih bersih, tetapi reaksi kimianya bisa menghancurkan.
Gambir memiliki rasa sedikit pahit, melambangkan kecekalan/ keteguhan hati. Makna diperoleh dari warna daun gambir kekuning kuningan serta memerlukan suatu pemrosesan tertentu untuk memperoleh sarinya, sebelum bisa dimakan bersama sirih. Dimaknai bahwa sebelum mencapai sesuatu, kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Pinang melambangkan keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur,serta memiliki derajat tinggi. Bersedia melakukan suatu pekerjaan dengan hati terbuka dan bersungguh sungguh. Makna ini ditarik dari sifat pohon pinang yang tinggi lurus keatas serta mempunyai buah yang lebat dalam setandan.
Tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Ini karena daun tembakau memiliki rasa yang pahit dan memabukkan bila diiris halus sebagai tembakau,dan tahan lama disimpan.
ASAL USUL MAKAN SIRIH
Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari
3000 tahun yang lampau atau dizaman Neolitik, hingga saat ini. Budaya
makan sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari
berbagai golongan, meliputi masyarakat bawah, pembesar negara, serta
kalangan istana. Tradisi makan sirih tidak diketahui secara pasti dari
mana berasal. Dari cerita-cerita sastra, dikatakan tradisi ini berasal
dari India. Tetapi jika ditelusur berdasarkan bukti linguistik,
kemungkinan besar tradisi makan sirih berasal dari Indonesia. Pelaut
terkenal Marco Polo menulis dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang
India suka mengunyah sekumpal tembakau. Sementara itu Penjelajah
terdahulu seperti Ibni Batutah dan Vasco de Gama menyatakan bahwa
masyarakat Timur memiliki kebiasaan memakan sirih.
Di
masyarakat India, sirih pada mulanya bukan untuk dimakan, tetapi sebagai
persembahan kepada para dewa sewaktu sembahyang di kuil-kuil. Beberapa
helai daun sirih dihidangkan bersama dengan kelapa yang telah dibelah
dua dan dua buah pesang emas.
Pada saat ini sirih sangat di
kenal di kalangan masyarakat Melayu. Selain dimakan oleh rakyat
kebanyakan, sirih juga dikenal sebagai simbol budaya dan menjadi yang
tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu. Sirih dipakai dalam upacara
menyambut tamu,upaca merisik dan meminang, upaca pernikahan tradisional,
dan berbagai upacara adat yang lain. Dalam upacara pernikahan, sirih di
rangkai dalam bentuk sirih junjung yang cantik, dan bersama dengan
sirih penyeri dipakai sebagai barang hantaran kepada pengantin
perempuan. Di dalam upacara resmi kebesaran istana, sirih junjung
dipakai sebagai sebagai hiasan yang menyemarakan suasana. Sirih junjung
juga dibawa sebagai kepala suatu arak-arakan adat.
Bakti Muda
Ratusan tahun hanya terdiam
Terpuluk dalam penindasan
Tak seorang pun mampu ungkapkan
Tertunduk diam dalam kebisuan
Kita tak boleh begini, kawan
Tak boleh seperti ini
Lakukan sesuatu, kawan
Sesuatu untuk negeri ini
Tua tak lagi dapat bergerak
Muda susun barisan
Tua tak lagi mampu bertahan
Muda teruskan
Dihadapanmu rakyatmu
Dibawah kakimu tanahmu
Dalam genggamanmu harapanmu
Dalam rangkulanmu cita-citamu
Buang egomu
Buat janjimu
Tulis janjimu
Ikrarkan janjimu
"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH AIR INDONESIA"
"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA"
"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA"
Inilah bakti kami
Inilah janji kami
Inilah ikrar kami
SUMPAH PEMUDA
Pondok Kehidupan, 28 Oktober 2012
17 Oktober 2012
Dimana aku kini, kemana aku nanti?
Kini ku di persimpangan
Terhenti untuk sejenak berfikir
Keputusan tak semudah bicara
Lidahmu seirama hatimu
Penjalananku masih sangat panjang
Apa yang kan kutemukan nanti
Pada siapa aku bertemu
Mampukah kumenghadapinya
Ah....kenapa kupikirkan itu
Semua hanya imajiku
Semua hanya karna ketakutanku
Sadarku bukanlah pengidap phobia
Bangunlah !!
Siapkan mental pendirianmu
Kau bukan orang bodoh
Kau bukan seorang penakut
Kau bisa hadapi semua itu
Kau lebih siap dari mereka
Biarkan mereka menganggapmu apa
Teguhlah pada hati dan lidahmu
Saat kau temukan akhir perjalananmu nanti
Yakinlah, mereka akan tunduk kepadamu
Pondok Kehidupan, 14 Oktober 2012
Terhenti untuk sejenak berfikir
Keputusan tak semudah bicara
Lidahmu seirama hatimu
Penjalananku masih sangat panjang
Apa yang kan kutemukan nanti
Pada siapa aku bertemu
Mampukah kumenghadapinya
Ah....kenapa kupikirkan itu
Semua hanya imajiku
Semua hanya karna ketakutanku
Sadarku bukanlah pengidap phobia
Bangunlah !!
Siapkan mental pendirianmu
Kau bukan orang bodoh
Kau bukan seorang penakut
Kau bisa hadapi semua itu
Kau lebih siap dari mereka
Biarkan mereka menganggapmu apa
Teguhlah pada hati dan lidahmu
Saat kau temukan akhir perjalananmu nanti
Yakinlah, mereka akan tunduk kepadamu
Pondok Kehidupan, 14 Oktober 2012
::Se-SETIA Enggang::
Burung Enggang
atau Rangkong adalah burung yang setia, Ia hanya mempunyai satu kekasih
selama hidupnya. Tidak ada kata selingkuh dalam hidupnya ataupun
poligami. Cintanya hanya untuk istrinya, sayangnya tidak akan dibagi
dua.
Burung Enggang ni mempunyai satu kelebihan. Cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri. Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina. Hanya terdapat satu bukaan kecil yang cukup untuk burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung dan burung enggang betina. kemudian burung jantan dengan setia memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda. Apabila anak burung dan burung betina tidak lagi muat dalam sarang, burung betina akan memecahkan sarang untuk keluar dan membangun lagi dinding tersebut, dan kedua burung dewasa akan mencari makanan bagi anak-anak burung. Dalam sebagian spesies, anak-anak burung itu sendiri membangun kembali dinding yang pecah itu tanpa bantuan burung dewasa.
Coba kita bayangkan seandainya ketika burung betina mengerami telurnya, burung jantan mati tertembak oleh pemburu. Apa yang akan terjadi pada burung betina? Burung betina akan menunggu burung jantan sampai burung betina mati kelaparan. Betapa tragisnya kehidupan sijanda Enggang yang ditinggal oleh kekasihnya.
Terkadang kita harus berguru kepada hewan, pada makhluk tuhan yang katanya tak berakal. Sangat banyak kasus perceraian, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi. Hal tersebut adalah suatu fakta yang membuktikan bahwa kita tidak jauh lebih baik dari burung Enggang. Yah.. burung Enggang memang bisa menjadi salah satu referensi untuk belajar menjadi pasangan yang setia.
Burung Enggang ni mempunyai satu kelebihan. Cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri. Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina. Hanya terdapat satu bukaan kecil yang cukup untuk burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung dan burung enggang betina. kemudian burung jantan dengan setia memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda. Apabila anak burung dan burung betina tidak lagi muat dalam sarang, burung betina akan memecahkan sarang untuk keluar dan membangun lagi dinding tersebut, dan kedua burung dewasa akan mencari makanan bagi anak-anak burung. Dalam sebagian spesies, anak-anak burung itu sendiri membangun kembali dinding yang pecah itu tanpa bantuan burung dewasa.
Coba kita bayangkan seandainya ketika burung betina mengerami telurnya, burung jantan mati tertembak oleh pemburu. Apa yang akan terjadi pada burung betina? Burung betina akan menunggu burung jantan sampai burung betina mati kelaparan. Betapa tragisnya kehidupan sijanda Enggang yang ditinggal oleh kekasihnya.
Terkadang kita harus berguru kepada hewan, pada makhluk tuhan yang katanya tak berakal. Sangat banyak kasus perceraian, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi. Hal tersebut adalah suatu fakta yang membuktikan bahwa kita tidak jauh lebih baik dari burung Enggang. Yah.. burung Enggang memang bisa menjadi salah satu referensi untuk belajar menjadi pasangan yang setia.
Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 14 Oktober 2012
::Belajar dari KUPU-KUPU::
Kupu-kupu
tidak langsung memiliki sayap dengan corak indah dan warna yang beraneka
merah, hitam, kuning, dan sebagainya. Kupu-kupu juga tidak langsung
menjadi binatang yang menawan dan menjadikan bunga yang dihinggapinya
terlihat lebih indah. Tahukah anda bahwa seekor kupu-kupu mengawali
perjalanannya dari seekor ulat, yang tidak semua orang menyukainya.
Kemudian dari seekor ulat itu, kupu-kupu
berubah menjadi sebuah kepompong yang tak jarang pula orang yang
menghiraukannya dan itu untuk waktu yang tidak sebentar. Tentunya kita
tahu seperti apa bentuk kepompong? dan pastinya kita semua sudah tahu
bahwa tidak ada kempompong yang cantik dan indah bukan?
Begitulah perjalanan singkat seekor kupu-kupu yang pada akhirnya kemudian sampailah ia pada kesuksesannya menjadi seekor kupu-kupu yang menawan dengan sayap beraneka warna yang penuh dengan keindahan. Jika kita mau cermati, sungguh sangat menakjubkan perjuangan seekor kupu-kupu dalam mencapai kesuksesannya. Selama dalam perjalanan panjangnya ternyata tidak pernah kupu-kupu protes dan menangis, mengeluh bahkan putus asa. Kupu-kupu tidak pernah merasa sedih karena lantaran diciptakan dari seekor ulat dan kepompong. Ia tidak pernah merasa kecewa dan kesal, tidak pernah juga ia merasa sial dengan jalan yang berikan Tuhan, meskipun tak banyak yang memperdulikan karena perjalanannya yang berawal dari seekor ulat dan kepompong. Kupu-kupu terima jalan yang Tuhan berikan karena kupu-kupu yakin bahwa di penghujung perjalanan yang tidak mengenakkan tadi akan ada kesuksesan, keindahan, dan kebahagian. Begitulah kehidupan.
Begitulah perjalanan singkat seekor kupu-kupu yang pada akhirnya kemudian sampailah ia pada kesuksesannya menjadi seekor kupu-kupu yang menawan dengan sayap beraneka warna yang penuh dengan keindahan. Jika kita mau cermati, sungguh sangat menakjubkan perjuangan seekor kupu-kupu dalam mencapai kesuksesannya. Selama dalam perjalanan panjangnya ternyata tidak pernah kupu-kupu protes dan menangis, mengeluh bahkan putus asa. Kupu-kupu tidak pernah merasa sedih karena lantaran diciptakan dari seekor ulat dan kepompong. Ia tidak pernah merasa kecewa dan kesal, tidak pernah juga ia merasa sial dengan jalan yang berikan Tuhan, meskipun tak banyak yang memperdulikan karena perjalanannya yang berawal dari seekor ulat dan kepompong. Kupu-kupu terima jalan yang Tuhan berikan karena kupu-kupu yakin bahwa di penghujung perjalanan yang tidak mengenakkan tadi akan ada kesuksesan, keindahan, dan kebahagian. Begitulah kehidupan.
Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 09 Oktober 2012
::Belajar dari Burung Hantu::
Seekor
burung hantu yang bijaksana hinggap di sebatang dahan.Ketika semakin
banyak ia melihat, maka semakin sedikit ia berbicara. Semakin sedikit ia
berbicara, semakin banyak ia mendengar. Mengapa kita tidak seperti
burung hantu yang bijaksana itu?,. Karakter burung hantu salah satunya
adalah ia bijaksana, ia jarang berkicau, hanya kebanyakan diam dan
melihat.
Belajarlah sifat dari burung hantu, sedikit untuk berbicara dan banyak mendengar. Selain itu ia juga di kenal setia karena hanya sekali kawin, luar biasa ya seekor burung hantu yang bisa dikatakan namanya seram namun di balik itu semua ia memiliki sifat yang begitu banyak positif.
Karakter yang lain adalah penyendiri, meski kadang ada juga yang suka berkelompok. Namun kebanyakan burung hantu ini suka menyendiri. Burung hantu juga hanya suka berdiam seperti patung tidak banyak tingkah, berbeda dengan burung yang lain yang suka memamerkan dirinya, inilah burung yang rendah hati si burung hantu.
Belajarlah sifat dari burung hantu, sedikit untuk berbicara dan banyak mendengar. Selain itu ia juga di kenal setia karena hanya sekali kawin, luar biasa ya seekor burung hantu yang bisa dikatakan namanya seram namun di balik itu semua ia memiliki sifat yang begitu banyak positif.
Karakter yang lain adalah penyendiri, meski kadang ada juga yang suka berkelompok. Namun kebanyakan burung hantu ini suka menyendiri. Burung hantu juga hanya suka berdiam seperti patung tidak banyak tingkah, berbeda dengan burung yang lain yang suka memamerkan dirinya, inilah burung yang rendah hati si burung hantu.
Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 07 Oktober 2012
::Belajarlah dari Sandal::
Sandal
tidak akan meminta imbalan atas jasa pemakaiannya. Ia tidak kecewa jika
sang pemilik sandal melangkahkannya ke dalam kubangan lumpur yang penuh
dengan kotoran. Tapi kita kadang melupakan sesuatu yang kecil karena
sesuatu yang kecil tidak akan pernah berpengaruh untuk kita.
Saat kaki kita melangkah dan tak sengaja menginjak kotoran anjing maka sandal akan melindungi kita dari kotoran anjing. Pada saat kita berjalan didaerah yang banyak terdapat paku maka kita akan terlindungi dari cedera yang akan ditimbulkan oleh paku. Pada saat kita menginjak aspal pada saat terik matahari maka kaki kita akan terhindar dari panas yang membara yang disebabkan oleh panasnya aspal. pada saat kita berjalan di jalan yang basah walaupun sedikit tapi kaki kita terlindungi dari kotoran lumpur dan sebagainnya. Mungkin juga pada saat kita berjalan dijalan sehari-hari banyak kuman yang tertangkis oleh sandal yang kita pakai.
Itulah sekelumit tugas dari barang yang mungkin kita anggap sepele, Kita menginjak-injak hingga lambat laun sandal yang kita pakai menjadi tipis. Tanpa sadari kita terbantu karena sandal. Sekilas sandal yang kita pakai tidak ada harganya tetapi begitu penting sekali buat kita.
Sumber: google.com
Saat kaki kita melangkah dan tak sengaja menginjak kotoran anjing maka sandal akan melindungi kita dari kotoran anjing. Pada saat kita berjalan didaerah yang banyak terdapat paku maka kita akan terlindungi dari cedera yang akan ditimbulkan oleh paku. Pada saat kita menginjak aspal pada saat terik matahari maka kaki kita akan terhindar dari panas yang membara yang disebabkan oleh panasnya aspal. pada saat kita berjalan di jalan yang basah walaupun sedikit tapi kaki kita terlindungi dari kotoran lumpur dan sebagainnya. Mungkin juga pada saat kita berjalan dijalan sehari-hari banyak kuman yang tertangkis oleh sandal yang kita pakai.
Itulah sekelumit tugas dari barang yang mungkin kita anggap sepele, Kita menginjak-injak hingga lambat laun sandal yang kita pakai menjadi tipis. Tanpa sadari kita terbantu karena sandal. Sekilas sandal yang kita pakai tidak ada harganya tetapi begitu penting sekali buat kita.
Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 07 Oktober 2012
::Belajar dari Filosofi Lilin::
Selama ini sebagian besar orang memahami lilin sebagai simbol filosofi
hidup yang sia-sia. Hanya bisa menerangi sementara dirinya sendiri
hancur. Lalu muncul statement jangan hidup seperti lilin. Aku mungkin
salah satu dari sebagian kecil orang yang mencoba memahami filosofi
lilin dengan perspektif yang berbeda. Lilin, ketika dirinya sendiri
meleleh habis terbakar.
Setelah
memancarkan cahaya menerangi kegelapan, sesungguhnya apa yang terjadi
bukanlah suatu kehancuran. Melelehnya lilin itu pada hakikatnya adalah
simbolisasi penyatuan jatidiri dengan pancaran cahaya yang keluar dari
api yang membakar dirinya sendiri, itulah yang disebut sebagai puncak
dari suatu hikmat pengorbanan yang tulus tanpa pamrih. Hanya mereka yang
mau berkorban dengan tulus tanpa pamrih seperti lilin yang akan
berhasil mencapai puncak kesadaran kosmik (pencerahan), suatu konsepsi
kesadaran yang dibutuhkan sebagai tiket menuju puncak kebahagiaan yang
dicita-citakan oleh semua ummat manusia dan bangsa-bangsa di dunia.
Manusia dalam kondisi kesadaran seperti inilah yang tercerahkan dan
mampu mencerahkan kehidupan. Menjadi pemimpin yang adil, pejabat yang
taat hukum dan tidak korupsi, ayah yang bijak, ibu yang penuh cinta dan
kasih, anak yang sholeh dan hormat pada orang tua, murid yang santun,
dan seterusnya. Belajarlah hidup seperti lilin, menerangi kegelapan dan
berkorban dengan tulus tanpa pamrih.
Sumber: google.com
Pondok Kehidupan, 07 Oktober 2012
Langganan:
Komentar (Atom)