29 Oktober 2013

Pilihan Hati

Haruskah aku menangis
Atau justru tertawa lepas

Tuk mengenang semua itu

Jatuh bangun yang tak pernah sedikitpun dihargai
Dan harur terhenti begitu saja

Aku katakan kini aku sangat bahagia
Walaupun air mata ini terus mengalir

Sudahlah

Semua ini pilihan
Dan tak ada yang sempurna

Pontianak, 21 Oktober 2013

Kenangan Pare

Saat kebimbangan itu datang, aku menemukan gubuk tua
Dimana kau dan aku saling bertemu
Tidak begitu besar
Namun cukup menampung semua keakraban dengan apik
Di satu sudut ruangan itu kita berbagi
Suka duka, tangis bahagia
Di satu sudut itu pun kita menyatu bak bahtera keluarga
Akrab tak terpisahkan
Sayang, itu bukanlah suatu keabadian

Saat tiba waktunya
Kau dan aku harus berpisah
Satu per satu meninggalkan gubuk tua itu
Menyiasati nasib diri masing-masing
Tak tahu apakah akan kembali seperti dulu lagi

Kenangan itupun berbunga rindu
Bunga yang takkan pernah layu
Selama kita masih terus memupuknya, kawan

Pontianak, 20 Oktober 2013

Dalam Peraduan (1)

Di tepian sungai tua
Duduk ku menatap seluas pandangan mata
Tersuguhkan segelas es kopi
Berdua dengannya tak ingin segera usai
Bercengkerama tersenyum manja
Hingga senja pun tiba
Lantunan merdu AsmaNya dari seberang sana
Mesjid Istana bersejarah menjadi saksi pertemuan kala itu
Aku dengannya akankah menyatu ?

Pontianak, 13 Oktober 2013

Malam Terakhir Kota gudeg

Jogja kala itu tampak cerah
Aku baru saja tiba, setelah menempuh perjalanan panjang dari arah timur pulau jawa
Berdua dengannya, seorang sahabat dari Jakarta
Lelah kita terhapuskan kala kelompok seniman tatto membaur di Malioboro
Di atas tebing pinggiran Parangtritis, habiskan terangnya kota

Terperangkap dalam ruang kosong milik seorang teman dari Jawa
Rehat menunggu matahari datang
Kembali menghampiri dan berbaur

Hingga matahari benar-benar terbenam, kami pun berpisah
Tinggallah ku sendiri merangkak di bawah terangnya neon

Gudeg, malioboro, angkringan, pengamen, sahabat
Jogja, kapan kita kembali bersua

Pondok Kehidupan, 07 Juli 2013