29 Juni 2012

Selamat Jalan WAHYUDI


Bagai petir menggelegar
Tanpa mendung berkelabu
Seketika menetes air mata
Tiada henti tak terbendung

Tubuh yang tak pernah lelah
Senyum selalu terurai
Tawa selalu tertumpah
Nyaris tak ada duka

Lama tak bersua
Tiada kabar berita

Namun tiba-tiba
Pada sore hari ini
Yang tak pernah kuduga
Berita kehilangannya

Sungguh sangat pilu
Menggores luka
Kenangan indah
Tak pernah terlupa

Kau tak hanya sahabatku
Kaulah saudaraku
Saudara yang paling kusayang
Kau yang paling kurindu

Kini tak lagi senyummu
Kini tak lagi tawamu
Kini tak lagi dirimu
Disini.... diantara kami

Selamat jalan kawan
Senandungku bersama ahli surga
Ikhlas kulantuntan
Mengiringi jasadmu menghadap-Nya

Selamat jalan WAHYUDI
Innalillahi Wa Innailaihi Raji'unn

Pondok Kehidupan, 29 Juni 2012

28 Juni 2012

Dalam Lelahku

Ragaku ini sebenarnya telah lelah
Inderaku ini sebenarnya tidak mampu

Mengapa Jiwa ini enggan melayang ??
Akankah kembali kulewati malam ini tanpa hasil ??

Ingin rasanya kugoreskan dalam lembaran
Ah, otakku tak memberikan inspirasi
 
Menerawang samar-samar terlintas
Tak jua kunjung memberi rupa
 

Kaukah yang disitu ??
Diakah yang disana ??
 

Ah, sebaiknya ku acuhkan saja
Kelak samar itu pun kan menampakkan rupa
 

 Pondok Kehidupan, 28 Juni 2012

26 Juni 2012

Masih, Akankah .......... ?

Masih kau ingat hari itu ?
Masih kau lihat senyum itu ?
Masih kau dengar tawa itu ?
Masih kau rintih pilu itu ?
Masih kau cium aromanya ?
Masih kau hirup udaranya ?

Masihkah ??

Hari itu begitu cerah
Senyum itu begitu manis
Tawa itu begitu ceria
Rintih pilu itu begitu luka
Aroma itu begitu wangi
Udara itu begitu segar

Ingatkah ??

Rindu kau memori itu ?
Rindu kau kenangan itu ?
Rindu kau masa itu ?
Rindu kau dekapan itu ?
Rindu kau raga itu ?
Rndu kau sentuhan itu ?

Rindukah ??

Memori itu begitu melekat
Kenangan itu selalu teringat
Masa itu selalu di nanti
Dekapan itu begitu hangat
Raga itu begitu tegap
Sentuhan itu begitu lambut

Tahukah ??

Akankah kita kembali ?
Akankah kita kemari ?
Akankah kita lewati ?
Akankah kita tempuh lagi ?
Akankah kita bersama lagi ?
Akankah kita berimaji lagi ?

Akankah ??

Jika kau pilu
Jika kau rindu
Jika kau ingin
Jika kau akan
Jika kau setuju
Jika kau mampu

Akupun begitu

Pondok Kehidupan, 26 Juni 2012

Tentang Alamku

Di balik bukit mentari mengintip
Pancarkan kehangatannya
Burung-burung bernyanyi merdu
Ceria menyambut pagi indah

Senandung merdu suara alam
Selaras menghias hariku
Sungguh sangat menyenangkan
Membingkai memori bersamamu

Indah alamku
Biru langitmu
Hijau subur hutanku
Jernih mengalir sungaimu

Mari kawan kita berkumpul
Hirup kesegarannya
Cium wangi aromanya
Jamahlah dengan lembut

Alamku memang tak seindah negeri di surga
Namun senantiasa memberikan kedamaian
Sehangat dekapan sang bunda
Mimpi-mimpi tercapaikan

Indah alamku
Biru langitmu
Hijau subur hutanku
Jernih mengalir sungaimu

Beribu keinginan
Berjuta pengharapan
Miliaran impian
Sampaikan padanya, kawan

Ia memberimu kunci rahasia
Misteri terkuak dibalik keindahannya
Fatwa bagi seluruh anak manusia
Dengarkan petuahnya

Indah alamku
Biru langitmu
Hijau subur hutanku
Jernih mengalir sungaimu

Pondok Kehidupan, 26 Juni 2012

23 Juni 2012

Mandor Berdarah


(Mengenang Tragedi Mandor Berdarah, 28 Juni 1943)

1942, mereka datang berbondong-bondong
Berbekal kekecewaan akan kekalahan
Balaskan dendam pada rakyat tak berdosa
Penguasa merajalela, pribumi menderita 

Alam berubah suasana
Mencekam dalam kegelapan
Bertanya apa yang akan terjadi
Tak satupun dapat menjawab

Kemarahan membabi buta
Tak pandang siapa
Terhunus, terinjak
Lemah tak berdaya

Rakyat jelata,
Cendikiawan,
Pemimpin umat manusia
Rata terserak di belantara

Relief narasumber nan bisu
Kompleks pemakaman tak bersuara
Seolah tak ingin lagi mengingat masa itu
Begitu perih dan teramat pilu

21.037 jiwa melayang sia-sia
Satu generasi nyaris hilang
Pertaruhkan apapun
Demi kesejahteraan anak cucu

Warisannya telah kita nikmati
Namun tak satupun yang kita berikan untuk mereka
Tetes keringat, air mata, dan darah
Akankah semua ini hanya menjadi dongeng semata ?

Pondok Kehidupan, 23 Juni 2012

22 Juni 2012

Candu Cintaku


Awal pertemuan tak disengaja
Hanyut dalam suasana
Semarak kemeraiahan
Kenangan indah tak terlupakan

Terpana memandang rupawan nan elok
Terdiam tak bersuara
Gugusan kata-kata tak dapat terucap
Gugup gemetar seluruh tubuh

Sentuhan lembut merasuk jiwa
Belaian mersa tiada tara
Rasa itu menjadi candu
Liuk tubuh jelmaan hati

Hasrat terkuak
Jemari memohon doa restu
Lingkaran emas bertahtakan intan
Wujud keabadian dalam ikatan

Pondok Kehidupan, 22 Juni 2012